Jumat, 09 Mei 2014

Berita tentang STIDKI Al-aziz Batam

Satu lagi perguruan tinggi swasta mendirikan kampusnya di wilayah Batam Kota tepatnya di kawasan Legenda Malaka. Perguruan tinggi tersebut adalah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Al-Aziz.
Dibawah naungan yayasan Delta Utama STIDKI  Al-Aziz  membuka dua program studi SI yakni penyiaran islam, serta jurnalistik dan broadcasting. Perkuliahan perdana STIDKI Al-Aziz Batam Kota sudah dimulai pada 16 September tahun ini. Sedangkan pada Jumat kemarin adalah Musyawarah Besarnya, atau biasa disebut launching perdana.
“STIDKI Al-Aziz di Batam ini sudah ada dua kampusnya, berdiri Kampus pertama di Pulau Kasu dengan 100 mahasiswa yang belajar disana. Sedangkan yang kedua di Batam Kota ini sudah ada 50 mahasiswanya,” ujar Abdurrahman selaku ketua III kemahasiswaan STIDKI Al-Aziz Batam Kota.
SK pendirian STIDKI Al-Aziz Batam Kota sendiri sudah keluar dari Menteri Pendidikan dengan nomor SK 1025 pada 26 April tahun ini. Menurut Abdurrahman, STIDKI Al-Aziz mendirikan cabangnya lagi ke Batam Kota karena sumber daya manusia dalam hal dakwah dan komunikasi Islam di Batam sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini masih sangat terbatas SDM yang bisa berdakwah dengan sangat baik.
“Bermula dari itulah kami memberanikan diri untuk membuka kembali satu kampus di Batam ini. Kami berharap lulusan S1 dari STIDKI Al-Aziz bisa memberikan sumbangsih bagi kota Batam dan masyarakat dalam hal berdakwah dan memberikan pencerahan yang benar mengenai Islam melalui komunikasi Islam,” terang Abdurrahman.
Saat ini di kampus STIDKI Al-Aziz Batam Kota sudah ada tenaga dosen sebanyak 29 yang strata pendidikannya mulai SI, S2 hingga S3. “Sebanyak 85 persen tenaga pengajarnya berpendidikan S2,” terang Abdurrahman. (gas)

Pembentukan Anggota DEMA (Dewan Mahasiswa)

Dewan Mahasiswa STIKDI Al Azis Dikukuhkan

Filed under: Headlines,Pendidikan |
BATAM – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Al Azis Batam, melengkapi aktivitas perkuliahan mahasiswa dengan membentuk organisasi kemahasiswaan. Melalui Musyawarah Besar (Mubes) Pertama di Kampus Utama di Kavling 1 Nomor 1 Legenda Malaka Batam Centre, Jumat (22/11/2013) malam, akhirnya terpilih Mustafa sebagai Ketua Dewan Mahasiswa STIDKI Al Azis Batam periode 2013-2014.
Ketua STIDKI Al Azis Batam, Muhith Marzuki mengatakan, pembentukan organisasi kemahasiswaan ini diperlukan guna mewadahi kegiatan-kegiatan internal dan eksternal kampus yang dilakukan oleh mahasiswa. Pembentukan organisasi kemahasiswaan melalui mubes pertama ini juga sarana untuk mengaktualisasikan kreativitas mahasiswa bersama organisasi kampus internal dan eksternal lain di Kota Batam.
“Kita memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan Mubes pertama usai ujian mid semester. Dengan demikian kedepan mahasiswa STIDKI Al Azis bisa membuat kegiatan internal dan eksternal, serta bisa bergabung dengan organisasi kampus lainnya,” ujar Muhith.
Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIDKI Al Azis, Abdurrahman menambahkan, pembentukan organisasi kemahasiswaan ini menindaklanjuti Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam nomor 1025 tahun 2013. Mengingat sejak memulai perkuliahan pada 16 September 2013, STIDKI Al Azis belum membentuk organisasi kemahasiswaan yang nantinya bernama Dewan Mahasiswa.
“Melalui Dewan Mahasiswa, mahasiswa akan memiliki keleluasaan dalam melakukan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Ini penting agar mahasiswa juga mampu berperan aktif bagi kemajuan kampus dan memberikan kontribusi sesuai bidang keilmuan yang digeluti bagi masyarakat,” kata Abdurrahman.
Sementara itu Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIDKI Al Azis, Nasir mengatakan, meski baru membuka perkuliahan pada pertengahan September 2013, kehadiran STIDKI Al Azis Batam langsung mendapat respon positif masyarakat sekitar yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Saat ini terdapat sekitar 150 mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi dengan program studi Dakwah dengan jurusan Konsentrasi Dakwah dan Penyuluhan (S1) serta program studi Komunikasi Islam Konsentrasi dengan jurusan Penyiaran Islam (S1) dan Jurnalistik dan Brodcasting (S1).
“Program studi Dakwah dan Komunikasi Islam Konsentrasi ini sangat strategis bagi perkembangan dunia perdakwahan di Batam dan Provinsi Kepri. Kolaborasi antara dua program studi ini kita harapkan mampu mencetak generasi yang unggul dan mencerahkan serta selalu merespon segala perubahan dengan pendekatan iman dan taqwa,” jelas Nasir.
Di era arus globalisasi yang komperatif, lanjut Nasir, dibutuhkan terobosan bagi dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam ke masyarakat. Sehingga tidak monoton monolog dari mimbar ke mimbar, namun juga berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Untuk memberikan bekal keilmuan bagi pelaku dakwah dan generasi intelektual Islam, STIDKI Al Azis membuka kampus di tiga tempat untuk memperpendek jarak dan akses masyarakat yang ingin menempuh perkuliahan. Yakni di kampus utama di Kav 1 No 1 Legenda Malaka-Batam Centre, kampus II di Pulau Kasu-Belakang Padang, dan kampus III di Yayasan Delta Utama Kav Flamboyan blok B No 20 Sagulung.

Ketua Dema (Dewan Mahasiswa) STIDKI Al-Aziz Batam

Mustafa Nahkodai Dewan Mahasiswa STIDKI Al Azis Batam

Batam Centre, BatamEkbiz.Com — Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Al Azis Batam, melengkapi aktivitas perkuliahan mahasiswa dengan membentuk organisasi kemahasiswaan. Melalui Musyawarah Besar (Mubes) Pertama di Kampus Utama di Kavling 1 Nomor 1 Legenda Malaka Batam Centre, Jumat (22/11/2013) malam, akhirnya terpilih Mustafa sebagai Ketua Dewan Mahasiswa STIDKI Al Azis Batam periode 2013-2014.
Ketua STIDKI Al Azis Batam, Muhith Marzuki mengatakan, pembentukan organisasi kemahasiswaan ini diperlukan guna mewadahi kegiatan-kegiatan internal dan eksternal kampus yang dilakukan oleh mahasiswa. Pembentukan organisasi kemahasiswaan melalui mubes pertama ini juga sarana untuk mengaktualisasikan kreativitas mahasiswa bersama organisasi kampus internal dan eksternal lain di Kota Batam.
“Kita memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan Mubes pertama usai ujian mid semester. Dengan demikian kedepan mahasiswa STIDKI Al Azis bisa membuat kegiatan internal dan eksternal, serta bisa bergabung dengan organisasi kampus lainnya,” ujar Muhith.
Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIDKI Al Azis, Abdurrahman menambahkan, pembentukan organisasi kemahasiswaan ini menindaklanjuti Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam nomor 1025 tahun 2013. Mengingat sejak memulai perkuliahan pada 16 September 2013, STIDKI Al Azis belum membentuk organisasi kemahasiswaan yang nantinya bernama Dewan Mahasiswa.
“Melalui Dewan Mahasiswa, mahasiswa akan memiliki keleluasaan dalam melakukan kegiatan, baik internal maupun eksternal. Ini penting agar mahasiswa juga mampu berperan aktif bagi kemajuan kampus dan memberikan kontribusi sesuai bidang keilmuan yang digeluti bagi masyarakat,” kata Abdurrahman.
Sementara itu Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIDKI Al Azis, Nasir mengatakan, meski baru membuka perkuliahan pada pertengahan September 2013, kehadiran STIDKI Al Azis Batam langsung mendapat respon positif masyarakat sekitar yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Saat ini terdapat sekitar 150 mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi dengan program studi Dakwah dengan jurusan Konsentrasi Dakwah dan Penyuluhan (S1) serta program studi Komunikasi Islam Konsentrasi dengan jurusan Penyiaran Islam (S1) dan Jurnalistik dan Brodcasting (S1).
“Program studi Dakwah dan Komunikasi Islam Konsentrasi ini sangat strategis bagi perkembangan dunia perdakwahan di Batam dan Provinsi Kepri. Kolaborasi antara dua program studi ini kita harapkan mampu mencetak generasi yang unggul dan mencerahkan serta selalu merespon segala perubahan dengan pendekatan iman dan taqwa,” jelas Nasir.
Di era arus globalisasi yang komperatif, lanjut Nasir, dibutuhkan terobosan bagi dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam ke masyarakat. Sehingga tidak monoton monolog dari mimbar ke mimbar, namun juga berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Untuk memberikan bekal keilmuan bagi pelaku dakwah dan generasi intelektual Islam, STIDKI Al Azis membuka kampus di tiga tempat untuk memperpendek jarak dan akses masyarakat yang ingin menempuh perkuliahan. Yakni di kampus utama di Kav 1 No 1 Legenda Malaka-Batam Centre, kampus II di Pulau Kasu-Belakang Padang, dan kampus III di Yayasan Delta Utama Kav Fl

Selasa, 06 Mei 2014

Tafsir Biira'yi



Tafsir Birra’yi
Oleh : Muhith, M.Ag
Mannan al-Qattan mengemukakan yang dimaksud tafsir bi ar-ra'yi (disebut pula tafsir bi ad-dirayah atau bi al-ijtihad) adalah :
هو ما يعتمد فيه المفسر في بيان المعنى على فهمه الخاص واستنباطه بالرأي المجرد
Yaitu seorang mufassir berpegang dalam menjelaskan makna berdasarkan pemahamannya yang husus dan pengemabilan kesimpulan dengan ra'yu.[1]
Seiring perkembangan zaman yang menuntut pengembangan metoda tafsir karena tumbuhnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah maka tafsir ini memperbesar peranan ijtihad dibandingkan dengan penggunaan tafsir bi al-Matsur. Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain seorang mufassir akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada. Contoh Tafsir bir ra’yi dalam Tafsir Jalalain: “khalaqal insaana min ‘alaq” (QS Al Alaq 2) Kata ‘alaq di sini diberi makna dengan bentuk jamak dari lafaz ‘alaqah yang berarti segumpal darah yang kental. Beberapa tafsir bir ra’yi yang terkenal antara lain: Tafsir Al Jalalain (karya Jalaluddin Muhammad Al Mahally dan disempurnakan oleh Jalaluddin Abdur Rahman As Sayuthi), Tafsir Al Baidhawi, Tafsir Al Fakhrur Razy, Tafsir Abu Suud, Tafsir An Nasafy, Tafsir Al Khatib, Tafsir Al Khazin.
Para ulama membagi corak tafsir bi ar-ra'yi dalam dua bagian, ada yang dapat diterima / terpuji (maqbul / mahmud) dan ada pula yang tercela / ditolak (mardud / madzmum).



1. Mannan al-Qattan, Mabahits fi Ulum al-Qur'an ( t.k. : Mansyurat al-'Asr al-hadits. 1973), hlm. 347

Tafsir Bil Maktsur



Tafsir Bilmaktsur
Oleh Muhith M.Ag

  1. Menurut Mannan al-Qattan, yang dimaksud tafsir bi al-ma'tsur (disebut pula tafsir bi ar-riwayah atau an-naql) adalah :

  هو الذي يعتمد على صحيح المنقول من تفسير القرآن بالقرآن، أو بالسٌّنَّة؛ لأنها جاءت مبيِّنة لكتاب الله،
   و بما رُوِي عن الصحابة؛ لأنهم أعلم الناس بكتاب الله، أو بما قاله كبار التابعين؛ لأنهم تلقوا ذلك غالبًا عن الصحابة.

  1. Yaitu (tafir) yang bersandar kepada keshahihan nukilan berupa menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, atau dengan sunnah, karena sunnah datang sebagai penjelas bagi kitabullah, atau dengan riwayat dari sahabat, karena mereka adalah orang yang paling mengetahui terhadap kiabullah, atau dengan pendapat tabi'in, karena mereka biasanya menerima informasi dari sahabat.1

Dinamai dengan nama ini (dari kata atsar yang berarti sunnah, hadits, jejak, peninggalan) karena dalam melakukan penafsiran seorang mufassir menelusuri jejak atau peninggalan masa lalu dari generasi sebelumnya terus sampai kepada Nabi SAW. Tafsir bi al-Ma’tsur adalah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang shahih yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an dengan sunnah karena ia berfungsi sebagai penjelas Kitabullah, dengan perkataan sahabat karena merekalah yang dianggap paling mengetahui Kitabullah, atau dengan perkataan tokoh-tokoh besar tabi’in karena mereka pada umumnya menerimanya dari para sahabat. Contoh tafsir Al Qur’an dengan Al Qur’an antara lain: “wa kuluu wasyrobuu hattaa yatabayyana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil aswadi minal fajri”(QS 2, Al Baqarah:187) Perkataan minal fajri adalah tafsir bagi apa yang dikehendaki dari kalimat al khaitil abyadhi. Contoh Tafsir Al Qur’an dengan Sunnah antara lain: “alladziina amanuu wa lam yalbisuu iimaanahum bizhulmi”(QS Al An’am 82) Rasulullah s.a.w.menafsirkan dengan mengacu pada ayat : “innasy syirka lazhulmun ‘azhiim” (QS Luqman 13) Dengan itu Beliau menafsirkan makna zhalim dengan syirik.




1. Mannan al-Qattan, Mabahits fi Ulum al-Qur'an ( t.k. : mansyurat al-'Asr al-hadits. 1973), hlm. 347

Mengedalikan Nafsu Dengan Berpuasa

Mengendalikan Nafsu dengan Bepuasa


TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM

Dalam talkshow yang digelar oleh Tribun Batam tersebut, hadir ustad Muhith Marzuqi sebagai narasumber dan dipandu moderator dari Tribun Batam, Candra P. Pusponegoro. Pada talkshow ini ustad Muhith mengangkat tema tentang Puasa adalah cara jihad yang paling baik untuk mengendalikan hawa nafsu.

Menurutnya, puasa merupakan salah satu cara pengendalian nafsu yang terbaik. Sebab dalam diri manusia terdapat bermacam-macam nafsu, seperti nafsu amarah, lawwamah, sufiah dan nafsu lainnya. Dengan menjalankan puasa, umat Islam akan berlatih menjadi disipilin dan terkendali.

“Puasa bisa menjadikan manusia lebih tunduk kepada hal-hal yang lebih baik sebab ketika perut lapar dan mulut dahaga maka seluruh kondisi jiwa raga menjadi lemas. Semua keinginan manusia akan tertahan dengan sempurna,” ujarnya.
Untuk itu, tujuan puasa adalah menekan seluruh proses kinerja pikiran, otak dan tenaga. Artinya dengan menahan sejak waktu subuh hingga magrib berbuka adalah proses yang panjang. Jika selama 30 hari mereka menjalankan rutinitas dengan sungguh-sungguh maka dijamin akan terbentuk sebuah karakter yang mulia.

“Tiga puluh hari berpuasa itu cukup berat bagi yang menjalankannya, namun yakinlah bahwa dalam proses ini manusia akan terbiasa dengan hal-hal yang lebih positif dan bagus. Sehingga nafsu yang ada di dalam hati manusia akan menjadi tunduk dan taat kepada peraturan Allah akibatnya dia akan menjadi baik,” imbuhnya.

Hakikat Manusia

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Oleh Agusri
A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
 
B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
 
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
 
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
 
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
 
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
 
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
 
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
 
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
 
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
 
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
 
Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
 
1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a. Australophithecines 
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
 
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
 
2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan.

"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29)
 
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
 
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
 
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian masing-masing.
 
C. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
 
Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya.
 
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
 
D. Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.
 
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
 
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.
 
E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
 
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
 
2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.
 
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.
 
Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.
 
F. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut : 
1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.